Jumat, 30 November 2012

Pemrograman Basis Data II (PBD II)

Nim                           :10390100039, 10390100064
Nama                         : Muhamat Soleh, Brian Prima Anggara
Email                         : sholeh.odyssey@gmail.com
HP                             : 087856364343 , 085731544599
Tugas Mata Kuliah       : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi         : 1Z0-144
Tugas Minggu ke         :11
Nama Dosen               : Titik Lusiani 
Blog Dosen                  : http://blog.stikom.edu/lusiani

Jawaban:
Download di sini

Pemrograman Basis Data II (PBD II)

Nim                           :10390100039, 10390100064
Nama                         : Muhamat Soleh, Brian Prima Anggara
Email                         : sholeh.odyssey@gmail.com
HP                             : 087856364343 , 085731544599
Tugas Mata Kuliah       : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi         : Function
Tugas Minggu ke         :11
Nama Dosen               : Titik Lusiani 
Blog Dosen                  : http://blog.stikom.edu/lusiani

Jawaban:
Download di sini

Kamis, 29 November 2012

Pemrograman Basis Data II (PBD II)

Nim                           :10390100039, 10390100064
Nama                         : Muhamat Soleh, Brian Prima Anggara
Email                         : sholeh.odyssey@gmail.com
HP                             : 087856364343 , 085731544599
Tugas Mata Kuliah       : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi         : Resume
Tugas Minggu ke         :12
Nama Dosen               : Titik Lusiani 
Blog Dosen                  : http://blog.stikom.edu/lusiani

Download di sini

Rabu, 24 Oktober 2012

Pemrograman Basis Data II (PBD II)

Nim                           :10390100039, 10390100064
Nama                         : Muhamat Soleh, Brian Prima Anggara
Email                         : sholeh.odyssey@gmail.com
HP                             : 087856364343 , 085731544599
Tugas Mata Kuliah       : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi         : Resume
Tugas Minggu ke         : 4-5
Nama Dosen               : Titik Lusiani 
Blog Dosen                  : http://blog.stikom.edu/lusiani


Rabu, 26 September 2012

Pemrograman Basis Data II (PBD II)


Nim                           :10390100039, 10390100064
Nama                         : Muhamat Soleh, Brian Prima Anggara
Email                         : sholeh.odyssey@gmail.com
HP                             : 087856364343 , 085731544599
Tugas Mata Kuliah       : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi         : Practice 1
Tugas Minggu ke         : 3
Nama Dosen               : Titik Lusiani 
Blog Dosen                  : http://blog.stikom.edu/lusiani

Download Disini.

Selasa, 12 Juni 2012

PENULISAN KARYA ILMIAH (Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka Pustaka)

Pert 12 - 13

Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka Pustaka

KUTIPAN
Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
 Fungsi:
    Landasan teori
    Penguat pendapat penulis
    Penjelasan suatu uraian
    Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung

1. Kutipan langsung
    Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
2. Kutipan tidak langsung
    Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
    Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
    Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun

Catatan Kaki
• Fungsi
    Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
• Pemakaian
  Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
  Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang  sama dibahas di dalam tulisan
• Penomoran
  Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
• Penempatan
  Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
  Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.

Ibid
Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya. Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.

op.cit
Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan
mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.

loc.cit
Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.

DAFTAR RUJUKAN/REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
Merupakan bagian dari sikap ilmiah
Memerlukan kecermatan & ketelitian

Format Vancouver
• Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
• Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
• Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.

Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam
naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring. Membuat daftar rujukan
• Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang, tahun, judul, kota terbit, penerbit.
• Penulisan pengarang diawali nama keluarga
• Urutan penulisan dipisahkan dengan separator dengan titik (.) atau koma (,).
• Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
• Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
• Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi


Membuat tabel, grafik dan gambar

Tabel
• Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok
• Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan pada halaman tersendiri
• Diberi identitas (nomor dan nama) di atas tabel
• Nomor tabel ditulis dengan angka arab
• Jika tabel lebih dari satu halaman, kepala tabel harus diulang pada halaman selanjutnya.
Grafik dan Gambar
• Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok.
• Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan pada halaman tersendiri.
• Diberi identitas (nomor dan nama) di bawah grafik/gambar.
• Nomor grafik/gambar ditulis dengan angka arab.
• Jika grafik/gambar lebih dari satu halalaman, kepala grafik/gambar harus diulang pada halaman selanjutnya.

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

Pert 11

Karangan Ilmiah
Macam Karangan
Karangan non ilmiah: karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi

Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan.

Manfaat Penyusunan Karangan Ilmiah:
• Penulis akan terlatih mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
• Penulis akan terlatih mengembangkan hasil bacaan dari berbagai sumber bacaan.
• Penulis akan dapat meningkatkan ketrampilan dalam mengorganisasikan fakta secara jelas dan sistematis.
• Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual
• Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Sikap Ilmiah
• Ingin tahu
• Kritis
• Terbuka
• Obyektif
• Menghargai orang lain
• Berani mempertahankan kebenaran
• Menjangkau ke depan

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
• Menyajikan fakta obyektif
• Penulisan cermat
• Tidak mengejar keuntungan pribadi
• Sistematis
• Tidak emotif
• Selalu didukung oleh data
• Memuat kebenaran
• Tidak melebih-lebihkan sesuatu

Bahasa Tulis Ilmiah
Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa tulis
•  Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
•  Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
•  Dibentuk dengan struktur yang lengkap
•  Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu

Ragam bahasa Ilmiah
• Cendikia
• Lugas
• Jelas
• Formal
• Bertolak dari gagasan
• Obyektif
• Konsisten

Cendikia
Mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis.
Ketepatan dan keseksamaan penggunaan kata

Proses Hasil
 Pemaparan – paparan
 Pembahasan- bahasan

Lugas
• Diungkapkan secara langsung
Jelas, Bertolak dari Gagasan, Formal
• Jelas: Tidak menggunakan kalimat yang bertele-tele
• Bertolak dari Gagasan: tidak melenceng
• Formal:
  Adanya kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat)
  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan Benar

Obyektif, Konsisten
• Obyektif : Tidak emosional dan memihak
• Konsisten: penggunaan istilah dan penyebutan

TEMA, TOPIK, JUDUL TULISAN dan KERANGKA KARANGAN

Pert 10
 
Tema
Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.

Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
  Sudut karangan yang telah selesai
  Sudut proses penyusunan sebuah karangan

Dari sudut karangan yang telah selesai :
  Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya

Dari sudut proses penyusunan karangan :
  Apa pokok pembicaraannya
  Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
  Tema adalah suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.

Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
Tema pendek : berbentuk kata/frasa

Topik
 Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
 Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
 Ciri-ciri topik:
    Bersifat umum dan belum terurai
    Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak


Judul
 Merupakan penjabaran/perincian dari topik
 Bersifat lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah
 Topik dapat menjadi judul karangan
 Syarat-syarat judul yang baik:
   • Harus relevan/bertalian dengan tema
   • Harus “provokatif”/menarik
   • Harus singkat

Kerangka Karangan
  Merupakan rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan
  Berfungsi untuk mengarahkan
  Dibentuk dengan menggunakan system tanda atau kode tertentu
  Macam kerangka karangan:
    • Kerangka topik
    • Kerangka kalimat

Kerangka Topik
 Terdiri atas kata, frasa, dan klausa
 Tidak memerlukan tanda akhir titik karena tidak memerlukan kalimat lengkap

Kerangka kalimat
 Unsur-unsurnya berupa kalimat lengkap
 Bersifat resmi
 Memerlukan tanda akhir titik
 Pola Penyusunan Kerangka

Karangan
 Pola Alamiah : berdimensi ruang dan waktu
   • Urutan ruang : pola penguraian yg menggambarkan keadaan suatu ruang
   • Urutan waktu : berdasarkan urutan kejadian/kronologis
 Pola Logis
   • Klimaks – antiklimaks
   • Sebab – akibat
   • Pemecahan masalah
   • Umum – khusus

1. Pola Alamiah
Pertama disebut alamiah karena penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang : dari kiri ke kanan,dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah penguraian berdasarkan urtan kejadian suatu peristiwa/rangkaian peristiwa secara kronologis.
a. Urutan Ruang
Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsika suatu tampat atau ruang,umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai kelantai tertinggi. Stadion/lapangan sepak bola dapat dideskripsikan dengan urutan timur-barat, utara-selatan. Berikut adalah contohnya:
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan 
b. Urutan Waktu
Urutan waktu yang dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka karangan tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu dapat divariasikan dengan susunan terbaik, dari akhir peristiwa mundur ke awal peristiwa (flashback). Contoh:
Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1. Jati diri Rabindranath Tagore
2. Pendidikan Rabindranath Tagore
3. Karier Rabindranath Tagore
4. Akhir Hidup Rabindranath Tagor
Berdasarkan kerangka diatas dapat dibuatkan karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; satu buku yang terdiri atas empat bab. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.

2. Pola Logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berfikir manusia. Cara berfikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung pada sudut pandangn dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimas, sebab-akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di Tengah Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial Dimana-mana
IV. Tuntutan Reformasi Menggema
V. Kejatuhan Yang Tragis
Contoh 2 (Urutan Sebab-Akibat)
Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah Tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian Yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitas Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik: Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
Pengaruh Ecstasy Terhadap Masyarakat
Gangguan Kesehatan Masyarakat
Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Simpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum-khusus)
Topik: Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III. Praktik Komunikasi Lisan…………
IV. ………….

PENGEMBANGAN ALINEA

Pert 9

Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
  • Posisi kalimat topik
  • Fungsi alinea
  • Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)

Pengembangan Alinea
Berikut ini diberikan contoh untuk setiap alinea.

a. Alinea/Paragraf Definisi
contoh :
Loyalitas pelanggan adalah suatu sikap dan prilaku seseorang untuk tetap bertahan dalam membeli sesuatu pada took yang diyakininya sebagai took yang dapat dipercaya,baik tentang harga maupun tentang kualitas barag.Meskipun banyak took-toko baru yang bermunculan,ia tetap menjadi pelanggan yang setia pada took itu betapapun gencarnya usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lain,keyakinannya tidak goyah terhadap took yang dilangganiya.
Ide pokok pada alinea atau paragraf ini merupakan suatu definisi yang terdapat pada bagian awal.Jadi, alinea ini merupakan alinea definisi dan juga alinea deduktif
.

b. Alinea contoh
contoh :
Perubahan telah terjadi pada industri tradisional.Berbagai jenis peralatan produk baru seperti mesin potong, mesin pres, mesin bor, mesin bubut mesin las kini telah meningkat kapasitasnya dengan berlipat ganda. Kapasitas mesin potong pada industri modern telah banyak meningkat sebanyak ribuan kalilipat selama 1900-an. Hal ini dimungkinkan karena telah ditemukannya logam yang tetap keras meskipun dioprasikan dalam kecepatan sangat tinggi. Disamping itu, telah tercipta pula mesin-mesin peralatan yang sangat kuat untuk mendukung proses tersebut.
Ide pokok pada paragraph diatas dikembangkan dngan menggunakan contoh.ide pokok terdapat pada bagia awal jadi alinea ini juga merupakan alinea deduktif.

c. Alinea perbandingan
Contoh :
Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitive dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memeperolehnya.
Ide pokok pada alinea ini terdapat pada bagian awal. Ide diungkapkan secara perbandingan. Pada contoh diatas, ide yang dibandingkan dengan cara memperoleh barang-barang, alat, dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern.

d. Alinea analogi
Contoh :
Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah.Bahsa hanya sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu sampai ketangan pembaca,penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnyastuktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragrafnda juga pemakaiaan ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsure-unsur bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapatmemahami gagasabn ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum berangakat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya.kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai ketempat tujuan.
Ide pokok pada paragraf atau alinea diatas terdapat pada bagian awal. Jadi alinea ini termasuk alinea deduktif. Pengungkapan ide dijelaskan dengan membandingkan ide pokok (bahasa sebagai alat) secara analogi dengan menggunakan hal lain yang sama karakternya dengan bahasa sebagai alat dalam penulisan karangan ilmiah,yaitu kendaraan (mobil) sebagai alat untuk mencapai tempat tujuan dengan selamat.

e. Alinea Klimaks atau Induktif
Contoh :
Pendanaan bank diperoleh dari berbagai sumber,yaitu yang bersumber dari pemilik bank,dari masyarakat penanam modal,dari masyarakat sebagai nasabah.Setiap pihak menyandang dana mempunyai kepentingan dalam ropda kegiatan aliran arus dana.Tidak ada di antara mereka yang mau dirugikandalam kebijakan pelasanaan kegiatan tersebut.Masing-masing mengharapkan keuntungan sesuai dengan ketentuan dan cara-cara yang lazim.Oleh sebab itu,majemen perbankan yang sehat memegang peranan penting dalam pengelolaan dana yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penghimpunan, penyaluran, serta pengendalian dana sehingga tidak ada pihak yang dikecewakan.
Ide pokok pada alinea di atas terdapat pada bagian akhir yang merupakan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sebelumnya (klimaks). Pengungkapan ide dijelaskan dengan hubungan sebab akibat.

f. Alinea Anti Klimaks atau Deduktif
Contoh :
Masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat adalah masalah keuangan.Produksi barang dan jasa melimpah-limpah ditawarkan kepada masyarakat,sedangkan kemampuan masyarakat untuk membeli dan memperolehnya sangat terbatas.Penghasilan mereka rata-rata jauh lebih rendah daripada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Oleh sebab itu,mereka tidak bisa memperoleh semua barang dan jasa yang diperlukan.
Ide pokok pada alinea diatas terdapat pada bagian awal.Jadi alinea ini termasuk alinea deduktif. Ide dikembangkan dengan hubungan sebab-akibat.Kalimat ketiga menyatakan adanya penyebab masalah ekonomi. Kalimat terakhir mengandung ide yang menyatakan akibat dari pernyataan pada kalimat ketiga.Hal ini dipertegas pula oleh adanya ungkapan penghubung oleh sebab itu sebagai penanda adanya hubungan kolerasi secara eksplisit.

g. Alinea Campuran
Contoh :
Koperasi merupakan badan usaha yang mengutamakan kesejahteraan ekonomi anggotanya.Mencari keuntungan besar tidak menjadi tujuan utamanya.Modalnya dikumpulkan dari anggotanya.Kegiatan usahanya juga dilakukan oleh anggotanya.Keuntungan yang diperoleh badab usaha ini juga diperuntukan bagi anggotanya.Oleh sebab itu,bila usaha ini dilakuka dengan baik dan jujur,koperasi ini betul-betul dapat mensejahterakan keadaan ekonoi anggotanya.
Ide pokok alinea terdapat pada kalimat awal dan akhir. Jadi,alinea ini merupakan alinea campuran alinea deduktif dan induktif yang disingkat dengan sebutan alinea camouran. Ide pada kalimat akhir alinea ini merupakan penegasan bterhadap ide yang diungkapkan pada kalimat awal.Jadi,ide pokok pada alinea ini tetap satu. Kaitan ide antarkalimat yang membentuk alinea ii dinyatakan secara eksplisit, yaitu dengan menggunakan akhiran (-nya) yang mengacu pada koperasi sebagai suatu badanusaha.

h. Alinea Sebab Akibat
Lihat contoh (f) di atas.

i. Alinea Proses
Contoh :
Sebagai suatu fungsi penyediaan jasa,akuntansi merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan.Sebagai suatu system informasi,petugas akuntansi (akuntan) melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan.Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan data akuntansi sehari-hari.Hari ini perlu dilakukan sbagi pedoman untuk membuat keputusan ekonomis.

j. Alinea Deskriptif
Suatu lembah dikelilingi tebing terjal yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan.beberapa ekor kera bermain sambil berlompatan di antara batang pohon.Di tengah lembah terdapat sebuah sungai yang airnya jernih dan sejuk.Sungai itu tidak terlalu dalam.beberapa orang remaja berjingkrak menyrbrangi sungai sambil bergurau.Di pinggir sungai juga banyak remaja berjalan-jalan dan ada juga yang sedang mengabadikan pemandangan alam yang indah itu dengan kameranya.Sebagian ada yang duduk di bawah naungan pohon yang rindang sambil bercengkrama.Udara di lembah itui sangat sejuk.Sungguh suatu pemandangan yang indah dengan suasana yang menyenangkan.
Ide pada alinea di atas dikembangkan secara deskriptif.Tidak ada salah satu kalimat yang mengandung ide pokok.Walaupun secara eksplisit tidak dinyatakan ide pokoknya pada alinea ini,pembaca alinea ini dapat mengetahui ide pokoknya adalah suatu lokasi pariwisata yang sangat indah yang sering dikunjungi oleh para remaja pada waktu hari libur.Jadi,ide pokok pada alinea deskriptif tetap ada,hanya tidak dinyatakan secara eksplisit.Ide pokok dapat diketahui pembaca dengan cara menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diungkapkan pada alinea ini.

ALENIA / PARAGRAF

Pert 8

Alinea / Paragraf

  • Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
  • Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung

Ciri-ciri Kalimat Topik:
  •  Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
  •  Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
  •  Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
  •  Dapat dibentuk tanpa bantuan kata Sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
  • Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
  • Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelassetelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
  • Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
  • Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topic

Persyaratan Paragraf / Alinea
* Perlu kesatuan = Kesatuan : membicarakan satu gagasan
* Perlu kepaduan = Kepaduan : seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.

Kepaduan
  •  Kepaduan/Koherensi alinea akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar serta logis.
  •  Kepaduan dapat dilakukan dengan cara repetisi, kata ganti / frasa pengganti, serta kata sambung dan frasa penghubung.

Jenis Alinea
Menurut posisi kalimat topiknya: ~ alinea deduktif
~ alinea induktif
~ alinea deduktif-induktif
~ alinea penuh kalimat topic
 Menurut sifat isinya ~ alinea persuasif
~ alinea argumentatif
~ alinea naratif
~ alinea deskriptif
~ alinea ekspositoris
 Menurut fungsinya dalam karangan
~ alinea pembuka
~ alinea pengembang
~ alinea penutup

Alinea Deduktif
  •  Kalimat utama terletak di awal paragraf
  •  Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (urutan khusus ke umum)

Alinea Induktif
* Kalimat utama terletak di akhir paragraf
* Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (urutan umum ke khusus)
* Alinea Deduktif – Induktif :

Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea.
Alinea Penuh Kalimat Topik :
Bila seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
tersebut menjadi kalimat topik.
Sering dijumpai dalam uraian bersifat deskriptif dan naratif, terutama dalam karangan fiksi

Alinea Menurut sifat isinya
Alinea persuasif,
jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan menarik sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya.
Alinea argumentatif,
jika isi alinea berisi gagasan yang disertai dengan bukti/alasan tertentu, serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca/untuk menyatakan persetujuannya..
Alinea naratif
jika isi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Biasanya cerita disampaikan secara kronologis, dan ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan.
Alinea deskriptif,
jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Bersifat informatif. Susunan peristiwa tidak dianggap penting
Alinea ekspositoris,
Jika alinea dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat meperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan gambar, data, dan statistik.

Alinea menurut fungsinya dalam karangan
Alinea Pembuka
~ Isi alinea pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokokpembicaraan dalam karangan
~ Difungsikan untuk:
  Menghantar pokok pembicaraan;
  Menarik minat dan perhatian pembaca;
  Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
~ Dapat memanfaatkan
  Kutipan, peribahasa, anekdot;
  Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan;
  Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
  Uraian tentang pengalaman pribadi;
  Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
  Sebuah pertanyaan

Alinea menurut fungsinya dalam karangan
Alinea Pengembang
~ Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka
~ Difungsikan untuk:
   mengemukakan inti persoalan
   memberi ilustrasi atau contoh
   menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya
   meringkas alinea sebelumnya
   mempersiapkan dasar atau landasan bagi Simpulan

Alinea Penutup
~ Berisi simpulan bagian karangan
~ Dimaksudkan untuk mengakhiri karangan
~ Tidak boleh terlalu panjang
~ Harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti karangan
~ Dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca

Jumat, 06 April 2012

VARIASI KALIMAT

Pert 6

Variasi kalimat disebut juga Parafrasa.
Penulis harus berusaha menghindarkan pembaca dari keletihan dan kebosanan.

VARIASI KALIMAT
Dapat dilakukan dengan cara-cara:
   1. KALIMAT AKTIF KALIMAT PASIF
       Pengubahan dengan cara:
  • Obyek kalimat aktif menjadi subyek pada kalimat pasif dan subyek pada kalimat aktif menjadi pelengkap pada kalimat pasif. Predikat diisi oleh verba berawalan (me N-)
  • Pelengkap pada kalimat pasif menjadi subyek pada kalimat aktif, dan subyek menjadi Obyek. Predikat diisi oleh verba berawalan (di-)
   2. Stilistika
       Stilistika yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.

   3. Elips/Pelesapan
       Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti dengan bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat

   4. Penggabungan
       Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.

   5. Permutasian
       Permutasian yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna kalimat.
       Fungsi sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi SPOPelK
       Contoh kalimat tunggal pasif dengan empat faktorial:
         Penelitian tentang ikan dilaksanakan di daerah Pandeglang selama tiga bulan.
         S                      P                                  K1                   K2
      - Susunan dasar kalimat ini adalah SPK1K2, Bisa dirubah ke bentuk SPK1K2,SK1PK2,SK2,PK1
      - Kalimat tunggal aktif  pada unsur Obyek tidak boleh dipisahkan dari unsur Predikat, sehingga P dan O dianggap satu faktorial.
      - Semakin banyak unsur faktorial pada suatu kalimat (mis. dalam kalimat majemuk), makin banyak jumlah variasi kalimat (sedang +P)

   6. Sinonim
       Sinonim yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang mempunyai makna sama.
       Contoh:
       - Hasil penelitian itu belum dapat dirasakan faedahnya oleh masyarakat.

    7. Ekuatif
        Variasi Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek dengan menambah kata adalah.
        Contoh :
         - Kondisi perekonomian sekarang menyebabkan banyak karyawan yang di-PHK.


MELETAKKAN KATA MODAL
Kata modal untuk menyatakan kepastian: pasti, pernah, tentu, dst
Contoh:
- Pernah ia mengatakan pada saya tentang hal itu.
- Pasti Adi mau menolong Ibu tua itu.
- Kata modal untuk menyatakan keragu-raguan: barangkali, kira-kira, tampaknya, rasanya, mungkin, dst
Contoh:
- Sebenarnya Adi bukan anak yang bodoh.
- Tampaknya hujan akan segera turun.

MENGGUNAKAN FRASA
- Menurut para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut.
- Anak-anak yang kurang mendapat perhatian cenderung melakukan perbuatan yang tidak
diinginkan






Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

DEFINISI dan CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Pert 4 & 5

Kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara tepat.

 Ciri-ciri kalimat efektif:

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
   • Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
   • Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
   • Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
   • Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas. 
  BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
   • Mempunyai struktur jelas.
   • Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
   • Tidak terdapat subjek ganda.
   • Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
      Contoh-contoh Kesepadanan
   • Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
   • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
   • Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
   • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
   • Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
   • Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
   • Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
   • Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
   • Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
    1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
    2. Melakukan pengulangan (repetisi)
    3. Melakukan pengontrasan kata kunci
    4. Menggunakan partikel penegas
Penekanan Kata :
    1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
    - Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
    - Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
    2. Repetisi
    - Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
    - Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
   3. Pengontrasan kata kunci
   - Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
   - Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
   4. Partikel Penegas
   - Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
   - Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATA
 Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi  kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
  1. Menghilangkan pengulangan subyek
  2.  Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
  3. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
  4. Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
  1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
-  Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu.
Mestinya menggilangkan kata ia
  1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
- Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah
Mestinya menggilangkan kata warna
  1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
- Jangan naik ke atas karena licin.
Mestinya menggilangkan kata ke atas
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
- Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.

5.KESATUAN GAGASAN
   Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
   Contoh:
      Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
   Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
 -  Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
 -  Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
 -  Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.


Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

SPOK (Struktur Kalimat)

Pert 3

KALIMAT
• Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994).


UNSUR KALIMAT
   a. SUBJEK
       • Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
       • Subjek biasanya berisi:
         – Kata/frasa bendaàMeja direktur besar.
         – KlausaàYang berkumis tipis adalah kekasihku.
         – Frasa verbalàMembangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.
      • Dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang)apa (yang) kepada  PREDIKAT.
      • Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek
   b. PREDIKAT        • Predikat menyatakan :
         – keadaan yang dilakukan oleh S
         – Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
         – Jumlah sesuatu yang dimiliki S
      • Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
      • Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)
  • Contoh
  • Ibu sedang tidur siang à melakukan apa ibu?
  • Putrinya cantik jelita àbagaimana putrinya?
  • Kota Tanggulangin dalam acaman lumpur. àBagaimana situasi kota Tanggulangin?
  • Lusi seorang penyanyi à memberi tahu status Lusi
   c. OBJEK      • Bagian kalimat yang melengkapi P.
     • Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
       – Nomina = buku
       – Frasa Nomina = buku sejarah
       – Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
    • Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
      – Contoh:
      – Harmanto membuat …
      – Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang à verba transitif à P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang.
–mandi, tidur, pulang à tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh Harmanto

   d. PELENGKAP
     • Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
     • Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
     • Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan O.
     • Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan.
     • Jika kalimat ada O maka biasanya Pel terletak setelah (di belakang) O.
     • Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional
       – Frasa adjektiva = benar sekali, sudah tidak layak
       – Frasa preposisional = di, ke, dari sampai, selama, sepanjang

   e. KETERANGAN (Ket)
      • Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
      • Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel.
      • Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.


Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

Pert 2

Ejaan : Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa
Mengeja : kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.

SEJARAH EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA
1. Ejaan Van Ophuijsen à(1901 – 1947)  = Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia
2.Ejaan Republik (ejaan Suwandi) à (1947 – 1972) = Menteri PP dan K RI saat itu
3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) à 16 Agt. 1972 – sekarang)

PENULISAN UNSUR SERAPAN
- Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing
- Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
  a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara asing.
      Misal: reshuffle, shuttle cock
  b. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
      Misal:
               haemoglobin menjadi hemoglobin
               authentic menjadi autentik
               colonel menjadi kolonel
               central menjadi sentral
               technique menjadi teknik

DIKSI
  - Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
  - Tepatà makna, logika, maksud
  - Sesuaià konteks social
Fungsi Diksi
  - Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
  - Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.

MAKNA DENOTATIF & KONOTATIF
  • Makna Denotatif :
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan.
Contoh:
            Wajahnya cantikà menunjukkan paras/rupa Adik menggambar segitigaà menunjukkan bentuk segitiga
  • Makna Konotatif
Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya
Contoh :
            Makna Denotatif & Konotatif
            - Gol yang cantikà bola yang menggelinding dan sangat susah untuk ditebak oleh kiper

Kata Umum & Khusus
    - Kata umum/subordinat : acuannya lebih luas
      Contoh : Ikan �� bermacam-macam jenis ikan
   - Kata khusus/hiponim : acuannya lebih khusus
      Contoh : lele, tuna�� nama jenis ikan
   - Semakin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin
      terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
   - Mis: berjalan pelan, lebih umum dibanding berjalan perlahan-lahan

Kata Konkret & Abstrak
  - Kata konkret : kata yang mudah diserap pancaindra
    Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat, wangi, suara
  - Kata Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
    Contoh: keinginan, angan-angan, perdamaian, kebahagiaan

Kata Penghubung Berpasangan
  - Jarak antara Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
  - Ia tidak memerlukan hadiah uang, melainkan barang
  - Baik anak ataupun cucu semua datang di pesta itu.
  - Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka
  - antara …. dan 
  - tidak …, tetapi 
  - baik ….maupun …..
  - bukan …, melainkan …..


Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA

Pert 1.

Dua cara berkomunikasi:
1. Secara Verbal
    Dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa:
    • Lisan
    • Tulis
2. Secara Non verbal
    Dilakukan dengan menggunakan media selain bahasa:
    • Simbol (tanda lalin)
    • Isyarat (lambaian tangan)
    • Kode (morse)
    • Bunyi-bunyian (sirine, kentongan)

FUNGSI BAHASA
Bahasa berfungsi sebagai alat:
  1. Berkomunikasi
  2. Mengekspresikan diri
Bisa berupa mengekspresikan diri (Nada bicara dengan marah,senang,sedih)
  • Berintegrasi & beradaptasi social
Dengan Menghilangkan dialeg/cara bicara pada daerah tertentu.
  • Kontrol social
Apa yang disampaikan pada komunikasi mengontrol perilaku kepada oranglain.
Contoh: ceramah agama.

RAGAM BAHASA
Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa
Berdasar media Pengantarnya
  • Ragam lisan
  • Ragam tulis
Berdasarkan situasi pemakaiannnya
  • Ragam formal =  (Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu,Saudara.)
  • Ragam semiformal = (Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak)
  • Ragam nonformal = (Gue, Ane, Lu, Neng, Situ)
RAGAM FORMAL/ BAKU
  • Merupakan ragam tinggi, bersifat formal
  • Memiliki sifat:
* Kemantapan dinamisà aturan/kaidah yg tetap dan seragam
*Cendikia àlogis, masuk akal

LARAS BAHASA
Laras bahasa yaitu kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai. bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk keperluan tertentu.
Macam-macam laras bahasa:
  • Laras ilmiah
  • Laras sastra (puisi, cerpen, novel,dll.)
  • Laras jurnalistik (berita, editorial,iklan, dll.)
  • Laras hukum
  • Laras kedokteran
  • dll.

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
  • Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakuk
 Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia

    Selasa, 06 Maret 2012

    Tugas PBD Selasa 06 maret 2012 (Ibu Nunuk)

    1.   
     select nim, nama,sex
     from master_mhs
     where (nim like '00%' or nim like '01%') and nim like '%39010%' and tgl_lahir like '01-May%' and sts_marital='M';

    2.
     select count(*)
     from master_mhs
     where (nim like '00%' or nim like '01%') and (nim like '%41010%' or nim like '%39010%');

    3.
     select x.nim, y.nama
     from master_mhs x, histori_mhs y
     where x.nim = y.nim and nim like '02%'
     group by x.nim
     order by x.nim asc;

    4.
     select x.nim, y.nama, x.kode_mk
     from master_mhs x, histori_mhs y
     where h.nim = m.nim and nim like '02%'
     group by x.nim, y.kode_mk
     order by x.nim asc;
     

    Nama : Muhamat Soleh
    NIM: 10390100039